Melanesiatimes.com, Kota Sorong — Kementerian Ketenagakerjaan RI melalui Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Sorong resmi menandatangani perjanjian kerja sama dengan Forum Alumni HMI-Wati (Forhati) Wilayah Provinsi Papua Barat Daya. Kegiatan ini dirangkaikan dengan pembukaan pelatihan tata rias, tata boga, dan tata busana.
Acara berlangsung di Aula Lantai 2 Gedung BPVP Kota Sorong, pada Senin (08/09/1025). Dihadiri oleh jajaran pejabat, pengurus Forhati, serta peserta pelatihan yang berasal dari desa binaan.
Sebanyak 46 peserta mengikuti pelatihan ini, terdiri atas 4 pengurus Forhati wilayah dan daerah Kota Sorong serta 42 peserta lainnya dari desa binaan Forhati. Kehadiran mereka menandai semangat baru dalam program pemberdayaan perempuan.
Forhati Wilayah Papua Barat Daya saat ini telah memiliki 11 desa binaan. Jumlah ini bertambah dari sebelumnya 9 desa, setelah pada momentum kegiatan ini resmi bergabung 2 desa binaan baru.
Korps Presidium Forhati Wilayah Papua Barat Daya, Fatmawati Tamima, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini.
Ia menegaskan bahwa penandatanganan MoU merupakan bagian dari program inti yang sudah dirancang sejak Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) perdana di Hotel Vega tahun lalu.
“Alhamdulillah, atas izin Allah SWT program kerja Forhati PBD bisa terlaksana dengan baik dan lancar. Pelaksanaan MoU ini adalah wujud nyata komitmen kami,” ujarnya.
Sebelum kegiatan ini, Forhati telah melakukan dua kali konsolidasi dan silaturahmi, yakni pada 2 Juli 2025 dan dipfinalkan pada 2 September 2025. Hal ini menjadi bagian dari persiapan matang yang dilakukan oleh pengurus.
Fatmawati juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung terlaksananya kegiatan, termasuk akademisi dan praktisi yang membuka jalan komunikasi dengan pihak BPVP Sorong. Dukungan ini, kata dia, menjadi modal penting dalam memperluas jejaring kerja sama.
Ia berharap seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan dengan baik sehingga kelak mampu merintis usaha mandiri. Forhati bahkan merencanakan pembukaan lapak resmi bagi setiap desa binaan setelah pelatihan berakhir.
“Kami berharap ibu-ibu desa binaan bisa melahirkan pengusaha sukses di masa depan. InsyaAllah setelah pelatihan, kita akan membuka lapak-lapak resmi sebagai wadah usaha bersama,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Fatmawati menegaskan bahwa Forhati tidak membeda-bedakan latar belakang suku, agama, maupun ras. Ia mencontohkan, salah satu desa binaan, yaitu Desa Binaan ke-10, juga diikuti oleh ibu-ibu Nasrani dari komunitas Mace Salemba Dum.
“Ini sesuai misi HMI yakni keislaman, ke-HMI-an, dan keindonesiaan. Forhati membuka ruang bagi semua perempuan yang ingin belajar, menjadi tangguh, dan hebat, demi kemaslahatan bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Maelan Sangadji, perwakilan KAHMI, memberikan apresiasi tinggi kepada Forhati. Menurutnya, kerja keras dan kerja cerdas pengurus telah nyata memberi kontribusi dalam pemberdayaan perempuan di Papua Barat Daya.
“KAHMI sangat mendukung dan akan selalu mensupport setiap langkah baik Forhati. Terima kasih juga kepada pihak BPVP Sorong yang mempermudah proses kerja sama ini,” ungkap Maelan
Selain itu Sub Koordinator Bidang Pemberdayaan BPVP Sorong, Teguh Santoso, juga menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Forhati. Menurutnya, pelatihan ini tidak hanya memberi keterampilan, tetapi juga membuka peluang usaha baru.
“Harapan kami setelah pelatihan ini, seluruh peserta memiliki skill, mampu membuka usaha mandiri, dan bersaing dalam dunia usaha. Kami ingin kerja sama ini terus berlanjut secara berkesinambungan,” kata Teguh.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga sebagai strategi efektif dalam meningkatkan produktivitas masyarakat, terutama kaum perempuan di daerah.
Kegiatan ini menjadi komitmen bersama untuk menjadikan perempuan sebagai motor penggerak ekonomi keluarga dan desa. Dengan dukungan berbagai pihak, Forhati yakin pemberdayaan ini dapat mencetak generasi perempuan tangguh yang berdaya saing.
Penandatanganan kerja sama dan pelatihan ini menandai babak baru dalam perjalanan Forhati Papua Barat Daya. Dengan 11 desa binaan yang terus berkembang, Forhati optimistis langkah ini akan menjadi berkah serta membawa manfaat nyata bagi masyarakat.