Melanesiatimes.com, Jakarta — Dewan Pengurus Pusat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPP BKPRMI) melakukan audiensi dengan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri), membahas sinergi program pemberdayaan ormas untuk memperkuat ketahanan pangan nasional serta mendorong perhatian pemerintah daerah terhadap insentif guru ngaji Al-Qur’an di bawah pembinaan LPPTKA BKPRMI. Senin (21/10/2025)
Rombongan BKPRMI dipimpin oleh Ketua Umum DPP BKPRMI, H. Nanang Mubarok, didampingi Sekretaris Jenderal Jailani Dalimunthe, Sekretaris Nasional LPPTKA BKPRMI Abdul Kadir, serta Sekretaris Nasional LDSI BKPRMI, Nurfadilla dan Hendrik. Kehadiran mereka diterima oleh Kepala Subdirektorat Mediasi Sengketa dan Konflik Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Abda Ali, S.Psi., MM.
Dalam pertemuan tersebut, Nanang Mubarok menyampaikan apresiasi kepada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, yang dinilai berhasil memainkan peran strategis dalam mendukung program swasembada pangan nasional.
“Program swasembada pangan berjalan baik. Ketersediaan pangan nasional saat ini memadai. Capaian ini tentu tidak lepas dari sinergi Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Mentan Amran Sulaiman, dan Mendagri Tito Karnavian,” ujar Nanang.
Ia menambahkan bahwa BKPRMI saat ini sedang fokus mengimplementasikan Gerakan Bangun Ekonomi Masjid (GERBANG EMAS), sebuah gerakan strategis nasional yang diluncurkan dalam RAPIMNAS BKPRMI 2025.
“Gerbang Emas bukan hanya program, tapi gerakan peradaban menuju Indonesia Emas 2045. Kami ingin masjid menjadi pusat ekonomi kerakyatan yang tangguh dan berkelanjutan,” jelasnya.
Nanang menegaskan, pilar pertama dari delapan pilar GERBANG EMAS adalah ketahanan pangan berbasis masjid, yang meliputi pengelolaan lahan tidur untuk pertanian, perikanan, peternakan, hingga smart farming seperti hidroponik komunitas masjid.
Dalam kesempatan yang sama, Sekjen BKPRMI, Jailani Dalimunthe, menyampaikan harapan agar Kemendagri dapat membantu mengadvokasi insentif bagi 1,2 juta guru ngaji Al-Qur’an binaan LPPTKA BKPRMI di seluruh Indonesia.
“Sebagian daerah sudah memberi perhatian melalui APBD, tapi masih banyak guru ngaji yang hanya menerima Rp50.000–Rp75.000 per bulan. Ini tidak sebanding dengan jasa mereka dalam mencetak generasi Qur’ani,” ungkap Jailani.
Abdul Kadir, Sekretaris Nasional LPPTKA BKPRMI, menegaskan hal serupa. “Guru ngaji adalah ujung tombak pembinaan karakter bangsa. Negara harus hadir memberikan penghargaan yang layak,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Abda Ali menyampaikan apresiasi atas kiprah BKPRMI yang konsisten membangun kemitraan dengan pemerintah.
“Program strategis BKPRMI selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan program prioritas Mendagri, terutama swasembada pangan dalam menjaga stabilitas pangan dan menjadikan pertanian sebagai program wajib daerah,” jelasnya.
Abda Ali juga menegaskan bahwa isu insentif guru ngaji akan menjadi perhatian khusus. “Kami akan membahasnya dalam forum lintas kementerian yang melibatkan Kemenag RI, Kemendikdasmen, dan pemerintah daerah,” ujarnya.
Nanang Mubarok menegaskan komitmen BKPRMI untuk terus berperan aktif dalam pembinaan generasi muda Qur’ani.
“Jelang usia setengah abad, BKPRMI akan terus melangkah dengan semangat Gerbang Emas untuk Indonesia Emas — menjadikan masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat peradaban ekonomi umat,” pungkasnya.
BKPRMI kini menjadi salah satu organisasi pemuda Islam terbesar di Indonesia dengan jaringan hingga ke tingkat kelurahan dan masjid. Melalui program Gerbang Emas, BKPRMI berkomitmen mendorong kemandirian ekonomi umat sekaligus memperkuat fondasi spiritual generasi muda dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.