Melanesiatimes.com, Kota Sorong – Pertemuan penting antara Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) digelar di Marina Star Resto, Kota Sorong, Papua Barat Daya, pada Minggu (2/11/2025).
Pertemuan tersebut menjadi langkah awal penjajakan kerjasama bilateral yang diharapkan dapat mendorong pembangunan di berbagai sektor strategis di provinsi termuda Indonesia itu.
Hadir dalam pertemuan tersebut Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, Wakil Gubernur Ahmad Nausrau, Sekretaris Daerah Yakob Kareth, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Suardi, serta Asisten III Bidang Administrasi Umum dan Sekretariat Daerah Atika Rafika.
Turut hadir pula perwakilan dari sejumlah OPD, di antaranya Kepala Dinas Kominfo Irma Riyani Soelaiman dan perwakilan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Irman Murafer. Kehadiran para pejabat ini mencerminkan keseriusan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dalam membangun kemitraan strategis dengan negara sahabat.
Pertemuan tersebut juga menjadi bagian dari rangkaian upaya diplomasi ekonomi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab. Kerjasama ini diharapkan tidak hanya memperkuat hubungan bilateral kedua negara, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi pembangunan di wilayah timur Indonesia.
Duta Besar Uni Emirat Arab, H.E. Abdullah Salem AlDhaheri, yang juga menjabat sebagai Duta Besar UEA untuk Republik Indonesia, Timor-Leste, serta ASEAN, menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan bentuk komitmen UEA untuk memperluas jalinan kerjasama.
“Tujuan kami datang ke Papua Barat Daya adalah untuk membangun hubungan bilateral yang kuat dengan Indonesia, khususnya provinsi ini,” ujar Dubes Abdullah Salem AlDhaheri dalam pertemuan tersebut.
Ia menjelaskan bahwa kunjungan kali ini merupakan tahap penjajakan awal untuk melihat sektor-sektor potensial yang dapat dikerjasamakan antara UEA dan Papua Barat Daya. Menurutnya, wilayah ini memiliki banyak potensi yang layak dikembangkan bersama.
Dubes Abdullah juga menuturkan pengalamannya ketika tiba di Papua Barat Daya. Ia melihat banyak wisatawan mancanegara yang datang ke wilayah ini, dan hal itu menandakan sektor pariwisata memiliki prospek cerah untuk dikembangkan melalui investasi bersama.
Selain sektor pariwisata, ia menyebut bahwa UEA selama ini telah menjalin kerjasama strategis dengan Indonesia di berbagai sektor seperti pertanian, pelabuhan, dan infrastruktur lainnya sejak masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Pada tahun 2019, nilai neraca perdagangan antara Indonesia dan UEA mencapai 1,9 miliar dolar Amerika Serikat. Kini, pihaknya berambisi untuk meningkatkan nilai tersebut hingga mencapai 5 miliar dolar dalam waktu dekat.
“Untuk tahap awal, kami ingin meninjau langsung potensi yang dimiliki Papua Barat Daya. Setelah itu, kami dapat melangkah pada pembahasan teknis untuk menyusun kesepakatan kerjasama,” lanjut Dubes Abdullah.
Ia juga menyebut beberapa proyek investasi UEA yang telah berjalan sukses di Indonesia, seperti di Sumatera, Aceh, dan Surakarta. Proyek-proyek tersebut meliputi sektor infrastruktur, jalan, pelabuhan, serta bidang pendidikan melalui lembaga Alif Education yang kini memiliki lebih dari 600 siswa.
Melalui pengalaman tersebut, pihaknya berharap dapat membawa model investasi serupa ke Papua Barat Daya. “Kami berharap pemerintah daerah dapat menerima tawaran kerjasama ini untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor mineral di wilayah ini,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu menyambut positif kunjungan dan tawaran kerjasama dari Pemerintah Uni Emirat Arab. Ia menilai hal ini merupakan momentum penting untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah.
Gubernur Elisa menyampaikan apresiasi atas perhatian Dubes Abdulla terhadap potensi Papua Barat Daya. Ia menjelaskan bahwa terdapat sejumlah sektor yang siap untuk dijalin kerjasama, terutama pariwisata, pertanian, dan perikanan.
“Papua Barat Daya memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Namun untuk sektor minyak bumi dan mineral, kewenangannya berada di pemerintah pusat,” ujar Elisa Kambu.
Ia menegaskan bahwa pemerintah provinsi akan memberikan dukungan penuh terhadap setiap langkah yang memperkuat hubungan bilateral ini, terutama jika pertemuan lanjutan menghasilkan kesepakatan konkret.
“Kami berharap pertemuan ini tidak berhenti di sini saja, tetapi dapat berkelanjutan hingga terwujud dalam bentuk kerjasama nyata yang membawa manfaat bagi masyarakat Papua Barat Daya,” tutur Gubernur Elisa.
Dengan adanya pertemuan tersebut, diharapkan Papua Barat Daya dapat menjadi salah satu pintu gerbang investasi Timur Indonesia, sekaligus memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan Uni Emirat Arab di masa mendatang.