Melanesiatimes.com, Kota Sorong – Kepala Suku Kerukunan Keluarga Seram Bagian Timur (SBT) Provinsi Papua Barat Daya, Mustafa Fasenlauw, mengimbau kepada seluruh warga SBT di wilayah Sorong Raya agar tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang dapat memicu konflik, pasca peristiwa pembunuhan terhadap pria berinisial AK.
Dalam keterangannya, Mustafa menegaskan bahwa masyarakat harus mempercayakan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian. Ia meminta agar warga tidak mengambil langkah-langkah yang justru memperkeruh situasi dan mengganggu keamanan serta ketertiban masyarakat di Kota Sorong. Rabu (05/11/2025).
“Kita beri dukungan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas motif dibalik pembunuhan ini dan menangkap para pelaku pembunuhan AK,” ujar Mustafa dengan tegas.
Ia menambahkan, tindakan main hakim sendiri atau bentuk provokasi tidak akan menyelesaikan masalah, melainkan hanya akan menimbulkan perpecahan di antara kita. Oleh Karena itu, ia berharap seluruh warga SBT dapat menahan diri dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
“Biarlah pihak kepolisian bekerja sesuai tupoksi hukum yang berlaku. Kita jangan lagi buat gerakan yang mengganggu kamtibmas di Kota Sorong,” lanjutnya.
Selain itu, Mustafa juga mengajak masyarakat untuk tetap mengawal kasus hingga para pelaku di tangkap dan di proses “Mari sama-sama kita kawal kasus ini sampai ke meja hijau dan tetap menghormati prosesnya,” tambahnya
Ia juga menyinggung bahwa selain hukum positif, masyarakat di wilayah Indonesia Timur juga menjunjung tinggi hukum adat. Olehnya itu, pihaknya berencana melakukan tindakan adat terhadap para pelaku sebagai bentuk keseimbangan antara hukum negara dan hukum adat.
“Hukum tetap berjalan sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku, namun disamping itu hukum adat dalam kasus ini hukum adat juga belaku agar dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, sehingga ke depannya tidak terjadi lagi hal semacam ini,” tutup Kepala Suku K2SBT Provinsi Papua Barat Daya.