Melanesiatimes.com, Kota Sorong – PT Pegadaian Area Sorong mencatatkan kinerja bisnis yang sangat impresif sepanjang tahun 2025. Hingga pertengahan Desember 2025, Outstanding Loan (OSL) Pegadaian Area Sorong tercatat mencapai Rp1,87 triliun dengan pertumbuhan year to date (YTD) sebesar 57,07 persen atau setara Rp679 miliar.
Informasi tersebut disampaikan Deputi Bisnis Pegadaian Area Sorong, Ahmad Fadly Sanjaya, saat kegiatan media gathering yang digelar di salah satu hotel di Kota Sorong, Senin (15/12/2025).
Menurut Ahmad Fadly, capaian tersebut merupakan hasil kerja kolektif seluruh insan Pegadaian di wilayah Sorong yang terus mendorong perluasan layanan ke masyarakat. “Angka ini menunjukkan respons positif masyarakat terhadap produk dan layanan Pegadaian, khususnya di wilayah timur Indonesia,” ujarnya.
Berdasarkan laporan per 14 Desember 2025, OSL Pegadaian Area Sorong berada di angka Rp1,87 triliun. Pertumbuhan tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah berdirinya Pegadaian Area Sorong.
Pegadaian Area Sorong sendiri membawahi wilayah kerja yang cukup luas, meliputi tiga provinsi, yakni Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Tengah. Saat ini terdapat tujuh kantor cabang dengan total 44 outlet pelayanan, termasuk enam unit colocation yang tersebar di seluruh wilayah operasional.
Di Provinsi Papua Barat Daya, Pegadaian memiliki tiga cabang utama, yaitu Cabang Boswesen, CPS Klademak (Syariah), dan Cabang Sorong di kawasan Remu. Sementara itu, di Papua Tengah terdapat Cabang Nabire dan Cabang Timika, serta di Papua Barat terdapat Cabang Manokwari dan Cabang Fakfak.
Ahmad Fadly juga menyinggung transformasi Pegadaian setelah bergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMI) bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Ia menjelaskan bahwa integrasi tersebut membawa perubahan signifikan dalam pola pelayanan. “Kami kini mengembangkan konsep colocation agar masyarakat bisa mengakses layanan Pegadaian dan BRI dalam satu lokasi yang sama,” jelasnya.
Secara nasional, Pegadaian Area Sorong juga menorehkan prestasi dengan menempati peringkat ketiga pertumbuhan YTD nasional, berada di bawah Area Banjarmasin dan Area Tanjung Priok.
“Pencapaian ini menjadi indikator kuat bahwa Pegadaian semakin dipercaya sebagai solusi keuangan oleh masyarakat di Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Tengah,” kata Ahmad Fadly.
Dari sisi produk, pertumbuhan OSL tertinggi berasal dari produk gadai yang mencapai 69,69 persen. Sementara produk non-gadai mengalami penurunan tipis namun masih dalam kondisi terkendali.
Produk Tabungan Emas juga menjadi salah satu layanan unggulan yang paling diminati masyarakat. Tren menabung emas dinilai terus meningkat seiring meningkatnya literasi investasi.
“Kesadaran masyarakat untuk berinvestasi jangka panjang semakin baik, dan emas menjadi pilihan karena risikonya relatif aman serta bisa dimulai dengan nominal kecil,” ungkapnya.
Dari sisi omset, Pegadaian Area Sorong mencatat rata-rata Rp500 miliar per bulan, dengan total omset periode Januari hingga pertengahan September 2025 mencapai sekitar Rp5,2 triliun. Jumlah nasabah aktif juga meningkat signifikan dengan penambahan 87.569 nasabah, sementara total penambahan nasabah aktif tahunan mencapai 188.658 orang.
Sejalan dengan pertumbuhan kinerja tersebut, laba usaha Pegadaian Area Sorong turut mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang tahun 2025.
Melalui kegiatan media gathering ini, Pegadaian Area Sorong menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat kemitraan dengan insan pers sebagai mitra strategis.
“Kami berharap sinergi dengan media dapat terus terjaga agar informasi mengenai layanan dan program Pegadaian dapat tersampaikan secara luas dan akurat kepada masyarakat,” tutup Ahmad Fadly.