Melanesiatimes.com, Masohi – Di bawah rindangnya pohon Ketapang, anak-anak SDN 234 Maluku Tengah (Malteng) duduk melingkar di atas tikar, Rabu (29/10/2025).
Mata mereka berbinar menyimak cerita dari buku besar (big book)bertema Makanan Khas Maluku. Uniknya yang membacakan buku hari itu bukan guru, melainkan Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir.
        
Kegiatan membaca bersama ini merupakan bagian dari transformasi pembelajaran yang digulirkan Pemkab Malteng, didukung oleh Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) kemitraan pendidikan antara pemerintah Indonesia dan Australia.
Metode membaca big book secara internasional dikenal sebagai pendekatan efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca kelas awal anak.
Namun pagi itu tidak berhenti di bawah pohon Ketapang. Zulkarnain melanjutkan kunjungannya ke ruang kelas. Ia bergabung dalam pelajaran matematika. Anak-anak memainkan ular tangga untuk mengenal konsep kelipatan. Tawa pecah saat sang bupati melempar dadu dan memindahkan boneka plastik sesuai angka yang keluar.
Seorang murid perempuan bahkan menantangnya untuk ikut menjawab soal kelipatan empat. Mereka menyusun batu di angka 4, 8, 12, dan 16. Ketika jawaban mereka benar, tepuk tangan pun menggema.
“Saya ingin anak-anak belajar dengan cara yang menyenangkan, yang membuat mereka berpikir dan berani bertanya,” ujar Zulkarnain. Ia percaya pendidikan harus menyentuh hati, bukan hanya kepala.
 Dari Halaman Sekolah ke Kelas, Pembelajaran Berkelas Dunia di Maluku Tengah
Dari Halaman Sekolah ke Kelas, Pembelajaran Berkelas Dunia di Maluku Tengah
Transformasi pembelajaran ini merupakan gerakan besar selama satu tahun terakhir. Transformasi ini bertujuan meningkatkan keterampilan literasi, numerasi, dan karakter kepada 47.000 murid di 395 SD dan 45 MI di Malteng.
Dengan 95,8 persen wilayahberupa laut, pulau-pulau, dan pengunungan menyebabkan distribusi guru belum merata, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Belum lagi kualitas pembelajaran masih rendah, pelatihan guru terbatas, dan akses internet sangat minim.
Menjawab tantangan tersebut, Pemkab Malteng menghadirkan Starlink, akses internet berbasis satelit untuk membuka akses di wilayah 3T.
Perangkat dan genset telah disalurkan ke sekolah-sekolah terpencil. Targetnya: 30 sekolah yang selama ini terisolasi akan terhubung digital sebelum akhir tahun.
    
Langkah lain yang tak kalah penting adalah peningkatan kapasitas guru. Instruksi Bupati Nomor 420/04/INS/2025 mewajibkan pelatihan mingguan di Kelompok Kerja Guru (KKG).
Hasilnya mulai terlihat. Guru kini lebih kreatif, kelas lebih hidup, dan metode pembelajaran semakin beragam. Nilai literasi siswa meningkat dari 43,51 (2023) menjadi 47,13 (2024). Indeks SPM Pendidikan juga menunjukkan tren positif.
Keseriusan Pemerintah Malteng juga diwujudkan dalam bentuk kebijakan prioritas pendidikan yang mengintegrasikan indikator kinerja terkait literasi, numerasi dan karakter kedalam sistem perencanaan dan penganggaran di daerah, diantaranya RPJMD, RKPD, Renstra dan Renja Disdikbud Malteng.
Kepala SDN 234 Malteng, Rugaya Ipaenin, mengatakan dukungan dari pemkab telah membantu sekolah mengatasi tantangan literasi melalui strategi terukur dan kolaboratif.
Strategi tersebut mencakup pemetaan kemampuan membaca, pembentukan bengkel literasi, pengadaan media variatif, pelatihan guru secara rutin dilakuukan setiap minggu melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), komunikasi intensif dengan orang tua, dan pendampingan dari mitra pendidikan. Hasilnya, capaian literasi dalam Rapor Pendidikan meningkat dari 56,67% (2024) menjadi 80% (2025).
Pakar pendidikan dan komunikasi dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), Anwar Kholil, mengapresiasi langkah Bupati Zulkarnain. Menurutnya, sekolah di Maluku Tengah telah menunjukkan kemampuan mendesain pembelajaran yang melatih keterampilan abad ke-21.
“Proses pembelajaran yang saya amati di SDN 234 dan MIT Nurul Falah sangat sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran mendalam,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pendekatan yang diterapkan di Maluku Tengah mencerminkan praktik pembelajaran berkelas dunia. “Ketika anak-anak belajar dengan cara yang aktif, kolaboratif, dan kontekstual, mereka tidak hanya memahami materi, tetapi juga mengembangkan karakter dan kompetensi global,” jelas pakar yang pernah menjadi konsultan pendidikan di program yang didukung Pemerintah Amerika dan Bank Dunia tersebut.
Provincial Manager INOVASI Maluku, Mus Mualim, menyatakan bahwa transformasi pembelajaran yang digagas Bupati Zulkarnain akan memberikan dampak sosial ekonomi di masa depan. Berdasarkan studi Hanushek & Woessmann (2012), peningkatan 10 persen pelajar dengan kemampuan membaca dasar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 0,3 persen.
Sementara itu, studi Lee Crawfurd (2025) menunjukkan bahwa peningkatan satu standar deviasi dalam literasi dan numerasi anak usia 7–12 tahun di Indonesia berkorelasi dengan peningkatan pendapatan saat dewasa sebesar 11 persen.
Temuan ini memperkuat bahwa investasi pada keterampilan dasar memiliki dampak ekonomi jangka panjang yang signifikan. (HUAT)