Melanesiatimes.com, Kota Sorong — Mahasiswa lintas fakultas Universitas Muhammadiyah Sorong yang tergabung dalam Program Mahasiswa Berdampak 2025 berhasil mengembangkan produk unggulan lokal berupa Keripik Pisang dan Keripik Singkong “Cenderawasih”. Selasa (28/10/2024).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat di wilayah Aimas, Kabupaten Sorong, yang berfokus pada edukasi, pemberdayaan ekonomi, serta pemanfaatan hasil pertanian lokal menjadi produk olahan bernilai tambah.
Melalui kegiatan ini, kelompok tani dan ibu-ibu PKK setempat mendapatkan pelatihan teknis pembuatan keripik mulai dari tahap pemilihan bahan baku, pengirisan, penggorengan, hingga pengemasan produk.
Dalam mendukung keberlanjutan usaha, akademisi Universitas Muhammadiyah Sorong juga memberikan bantuan alat berupa mesin pengiris otomatis dan mesin sealer untuk proses pengemasan.
Kehadiran dua alat ini sangat membantu mitra dalam meningkatkan efisiensi waktu produksi, menjaga konsistensi ketebalan irisan keripik, serta memastikan kemasan produk tertutup rapat sehingga lebih awet dan higienis.
Produk Keripik Cenderawasih kini telah dipasarkan dengan beberapa varian rasa seperti Original, Jagung Bakar, Keju, dan Pedas. Bahan baku yang digunakan sepenuhnya berasal dari hasil pertanian lokal, diolah dengan teknik penggorengan higienis menggunakan minyak berkualitas, serta dikemas secara modern untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing di pasar lokal.
Menurut Ketua Pelaksana Program, Ir. Irnawati, S.Hut., M.P., IPM., kegiatan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat.
“Melalui Program Mahasiswa Berdampak, kami tidak hanya memberikan edukasi teknis kepada masyarakat, tetapi juga membantu menghadirkan teknologi tepat guna yang dapat mempercepat proses produksi dan meningkatkan kualitas produk. Inovasi sederhana seperti keripik ini memiliki potensi besar dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat lokal,” jelasnya.
Program ini tidak hanya menghasilkan produk pangan unggulan, tetapi juga memperkuat hubungan antara kampus dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis potensi daerah.
Harapannya, kegiatan serupa dapat terus dikembangkan untuk memperluas manfaat dan mendukung ekonomi berkelanjutan di Papua Barat Daya.