
RAJA AMPAT, Melanesiatimes.com – Coder Crew Operator Data Recording System (CORDS) merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dimana masyarakat yang berprofesi nelayan dilibatkan secara langsung sebagai upaya dalam mempertahankan Blue Economy (Ekonomi Biru).
“Tugas kami di BLUD adalah di bagian khusus Tim Monitoring itu melakukan identifikasi terhadap panjang dan jenis hasil tangkapan nelayan tersebut ini juga salah upaya untuk mendukung kebijakan KKP perikanan terukur dan juga Blue Ekonomi,” terang Alan Ramandey Koordinator Komunikasi di Kantor BLUD KKP Raja Ampat, Rabu (29/10/2025).
BLUD UPTD KKP Raja Ampat juga melakukan uji coba Sistem Pemantauan, Pengendalian, dan Pengawasan (SISPANDALWAS). Terhadap maraknya aktivitas kapal wisata di perairan Misool yang merupakan zona konservasi.
Tim Monitoring SISPANDALWAS
BLUD UPTD KKP Raja Ampat sendiri diketahui memiliki tugas untuk memitigasi zona degradasi terhadap pemanfaatan sumber daya sehingga muncullah ide SISPANDALWAS atau Kluster System ini.
“Di Misool sendiri kita membagi 4 kluster tujuan utamanya adalah mengurai agar kapal-kapal wisata tersebut tidak terfokus hanya satu titik tetapi tersebar dibeberapa lokasi dengan sistem booking dan sistem antri dari 4 kluster system itu kurang lebih ada 5 kapal wisata yang memanfaatkan 1 kluster selama 72 jam,” tutupnya.
Selain CORDS dan SISPANDALWAS, salah satu Staf menjelaskan keberhasilan BLUD UPTD KKP Raja Ampat dalam menerapkan Artificial Fish House (Rumah Ikan Buatan).
Hasil Pemasangan Rumah Ikan Setelah 4 Bulan
“Lokasi rumah ikan itu dipasang di depan kampung Fafanlap ada sekitar 25 titik pemasangan awal di bulan agustus, pada awal tim melakukan identifikasi memang belum terlihat hasilnya namun pada november berselang 4 bulan ini kurang lebih ada 8 titik yang sudah nampak hasilnya,” ujar salah satu staf BLUD.
Tujuan penerapan dan pemasangan rumah ikan ini dijelaskan, agar para nelayan dimudahkan dalam akses penangkapan sekaligus memudahkan BLUD untuk menerapkan program perikanan terukur dari KKP RI.