Melanesiatimes.com, Kota Sorong — Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Papua Barat Daya menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) bertema “Pembinaan Evaluatif untuk Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengawas Pemilu”, bertempat di Layar Gading Café & Resto, Kota Sorong pada Selasa (14/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri jajaran Bawaslu RI, antara lain Koordinator Divisi SDM, Organisasi, Pendidikan dan Pelatihan Herwyn JH Malonda, Deputi Bidang Dukungan Teknis Dr. La Bayoni, serta Tenaga Ahli Bawaslu RI Muhammad Hanif. Hadir pula unsur pengawas dari berbagai provinsi, tokoh pemuda, perempuan, dan organisasi kemasyarakatan, Mahasiswa serta OKP/OKPI.
Dalam sambutannya, Herwyn JH Malonda menegaskan bahwa penguatan kapasitas SDM merupakan pondasi utama dalam memastikan pengawasan pemilu yang profesional. “Pengawas yang tangguh tidak hanya ditentukan oleh kemampuan teknis, tetapi juga oleh integritas dan keteguhan moralnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, Bawaslu berkomitmen melaksanakan pembinaan berkelanjutan melalui forum-forum evaluatif seperti DKT ini. “Kegiatan ini menjadi ruang bagi kita untuk belajar, menilai diri, dan memperbarui strategi agar lembaga pengawas pemilu tetap adaptif terhadap perubahan sosial politik yang begitu cepat,” lanjut Herwyn.
Sementara itu, Deputi Bidang Dukungan Teknis Bawaslu RI, Dr. La Bayoni, menilai pengawasan pemilu di masa depan akan semakin kompleks, terutama dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi. “Digitalisasi membawa kemudahan, tetapi juga tantangan baru, termasuk penyebaran informasi palsu. Karena itu, SDM pengawas harus dibekali kemampuan analisis digital yang kuat,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat sistem pengawasan. “Bawaslu tidak bisa berjalan sendiri. Kita membutuhkan sinergi dengan masyarakat sipil, media, dan akademisi agar fungsi pengawasan benar-benar menyentuh seluruh lapisan demokrasi,” tegasnya.
Tenaga Ahli Bawaslu RI, Muhammad Hanif, menyoroti perlunya inovasi dalam pola pelatihan pengawas. Menurutnya, pelatihan berbasis praktik langsung dan simulasi lapangan lebih efektif dibandingkan metode konvensional. “Kita perlu mengubah pendekatan lama menjadi lebih interaktif dan kontekstual, agar setiap pengawas memahami realitas di lapangan,” ungkap Hanif.
Sementara itu, para peserta DKT turut memberikan pandangan konstruktif mengenai peningkatan kualitas SDM di daerah. Salah satu peserta, perwakilan organisasi kepemudaan, Abdullah Usman Yeubun mengapresiasi langkah Bawaslu yang membuka ruang dialog lintas generasi. “Kami merasa dilibatkan dalam menjaga demokrasi. Ini bukti bahwa Bawaslu tidak eksklusif, tapi terbuka terhadap gagasan dari berbagai kalangan,” tuturnya.
Sebagai simbol komitmen terhadap nilai kejujuran dan integritas, kegiatan ini ditandai dengan penyerahan Pohon Integritas dari Bawaslu RI kepada Bawaslu Papua Barat Daya. Penyerahan tersebut menjadi pengingat bahwa nilai-nilai moral harus tumbuh kuat di setiap lini pengawasan pemilu.
Selain itu, Bawaslu RI juga memberikan buku kepada para narasumber sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka dalam memperkuat literasi kepemiluan. Buku tersebut diharapkan menjadi referensi penting bagi jajaran pengawas di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Kegiatan DKT ini bukan hanya menjadi ruang evaluasi, tetapi juga wadah refleksi atas perjalanan pengawasan pemilu selama ini. Bawaslu berharap, hasil diskusi tersebut melahirkan strategi baru yang mampu memperkuat profesionalitas dan etika pengawas di seluruh Indonesia.
Melalui kegiatan ini, Bawaslu Papua Barat Daya menegaskan tekad untuk terus membangun pengawas pemilu yang cerdas, berkarakter, dan berintegritas tinggi. Komitmen tersebut diyakini menjadi modal penting dalam menjaga marwah demokrasi dan memastikan setiap proses pemilu berjalan jujur serta adil.