Search

Top yang sering dicari:

1. #Le
2. #Legi
3. #Dp
4. #Leg
5. #Legis

Bayi itu Bernama Abdul Moethalib Sangadji

UIN Abdul Moethalib Sangadji Ambon
Foto : Ist

Penulis : Ny. Saut Rahawarin (Ketua DWP IAIN Ambon 2020 – 2024).

Melanesiatimes.com – Beberapa tahun lewat, tak lama setelah dilantik menjadi rektor IAIN Ambon, suatu ketika kami berdua berkendara melewati kawasan pertokoan di Ambon, jalan AM Sangadji.

Saya bertanya pada suami, siapa AM Sangadji itu. Maklum, saya merantau sejak kecil sehingga kurang tahu sejarah Maluku. Beliau kemudian menjelaskannya. Ternyata Abdul

Muthalib Sangadji seorang pahlawan besar Maluku, bahkan pahlawan negara ini. Bagaimana luar biasa perjuangannya di negara tercinta ini. Saya kemudian nyeletuk, โ€œwah, jika suatu saat IAIN Ambon menjadi UIN, bagus jika memakai nama itu. Tapi dengar-dengar Imam Rijali akan dipakai sebagai nama UIN ya. Kalo sejarah Imam Rijali bagaimana?โ€

Panjang lebar beliau menerangkan.

Dan ternyata ide memakai nama AM Sangadji itu benar-benar menarik perhatiannya, dan kemudian diusulkan pada senat setelah melewati banyak sekali proses dan protes, akhirnya Alhamdulillah disetujui.

Syarat untuk menjadi UIN sangatlah berat. Sudah digadang-gadang dari periode sebelumnya, tapi ternyata banyak sekali syarat yang belum terpenuhi. Dari jumlah fakultas, prodi, jumlah guru besar, jumlah mahasiswa, bangunan, dan deretan panjang persyaratannya. Bersama para pejabat dan seluruh civitas akademia kampus, beliau berjuang melengkapinya.

Islam, Ilmu Pengetahuan, Teknologi Berbasis Kemaritiman. Berhari-hari beliau merangkai slogan untuk calon UIN ini, hingga berpartisipasi dalam penciptaan syair hyme-nya.

Saya sering mendampingi beliau menghadiri pertemuan para rektor untuk urusan ini, lobi- lobi ke para pembuat keputusan negara, hingga ke anggota DPR-RI. Asam lambung dan vertigo beliau yang sering kambuh tiba-tiba jadi harus selalu didampingi. Hingga akhirnya, pernah disentil karena sering bawa istri. Padahal Alhamdulillah tiket saya tetap pakai dana pribadi, bukan uang lembaga.

Tiap perjuangan pastilah ada tantangan. Luar biasa cobaan itu. Dari fitnahan, dilaporkan, hingga jadi bahan sindiran di grup wa kampus. Tapi hei, Allah tidak tidur.

Harap-harap cemas menanti kapan kepastiannya. Hari itu, bersama beliau, kami di Jakarta, ada zoom untuk pembicaraan tahap akhir UIN ini, IAIN Ambon dianggap yang paling siap dan dijadikan contoh saat pembahasan itu. Setelahnya saya menemani beliau ke Kediri untuk urusan kubah Mesjid. Dua hari setelah zoom itu, kabar pelantikan rektor baru yang begitu dirahasiakan, dan kami menjadi orang terakhir di kampus yang tahu. Wallahu โ€˜alam. Allah sebaik-baik pembuat makar.

Tetap berbaik sangka pada keputusan Allah. Insya Allah bukan untuk riyaโ€™, tapi bentuk keterharuan dan kebanggaan saya, karena yang sempurna hanya Allah. Yang berhak sombong cuma Allah. Menilai sesuatu hanya dari postingan pendek lalu merasa berhak menilai hati orang, padahal tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mohon maaf bagi yang kurang berkenan ๐Ÿ™

SIAPA DIA?

Abdul Muthalib Sangadji, atau lebih dikenal sebagai A.M. Sangadji, adalah salah satu tokoh perintis kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Maluku. Lahir pada 3 Juni 1889 di Negeri Rohomoni, Pulau Haruku, Maluku Tengah, ia berasal dari keluarga bangsawan; ayahnya, Abdoel Wahab Sangadji, adalah raja Negeri Rohomoni, sementara ibunya, Siti Saat Pattisahusiwa, merupakan putri Raja Negeri Siri Sori Islam di Pulau Saparua

Pendidikan dan Awal Karier

Sebagai anak bangsawan, A.M. Sangadji mendapatkan pendidikan formal ala Belanda. Ia menempuh pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan kemudian melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Setelah lulus, ia bekerja sebagai panitera pengadilan (griffier) di Landraad Saparua, Ambon, pada tahun 1909.

Aktivitas Pergerakan Nasional

Pada tahun 1912, A.M. Sangadji bergabung dengan H.O.S. Tjokroaminoto dan H. Agus Salim dalam mendirikan Sarekat Islam (SI), yang kemudian berkembang menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Ia dikenal sebagai orator ulung dan memiliki pengaruh besar dalam pergerakan nasional. Pada tahun 1928, ia turut serta dalam Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda

Perjuangan di Kalimantan dan Pendidikan Rakyat

Pada 1920-an, A.M. Sangadji aktif di Samarinda, Kalimantan Timur, dengan mendirikan Balai Pengadjaran dan Pendidikan Rakjat (BPPR) serta mengelola Neutrale School untuk mendidik anak-anak bumiputera. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, ia melakukan perjalanan dari Samarinda ke Banjarmasin untuk menyebarkan berita kemerdekaan dan mengibarkan bendera Merah Putih di daerah-daerah yang dilalui .

Penahanan dan Akhir Hayat

Pada April 1946, A.M. Sangadji ditangkap oleh polisi Belanda dan dipenjarakan di Banjarmasin. Ia meninggal dunia pada 8 Mei 1949 dan dimakamkan di pemakaman umum Blunyah Gede, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

Warisan dan Pengakuan

A.M. Sangadji dikenang sebagai โ€œJago Tuaโ€ karena kepiawaiannya dalam berpidato dan perannya sebagai pemimpin tua dalam perjuangan kemerdekaan. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Yogyakarta, Solo, dan Samarinda. Selain itu, sebuah patung dirinya didirikan di Kutai Kartanegara untuk mengenang dedikasinya . Upaya untuk mengusulkan A.M. Sangadji sebagai Pahlawan Nasional terus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk DPRD Maluku dan keluarga besar beliau.

Dan hari ini, kami bangga menyematkan nama beliau sebagai nama kampus: UNIVERSITAS ISLAM BEGERI ABDUL MUTHALIB SANGADJI AMBON.

Akhirnya, UIN Abdul Moethalib Sangadji Ambon

Bangga karena mendampingi beliau memperjuangkannya selama 4 tahun. Ayah Nal, bunda dan anak-anak bangga, sangat bangga, walau โ€˜dipaksaโ€™ berakhir sesaat menjelang finish. Catatan sejarah yang akan diingat oleh anak cucu.๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ

Terbaru

[latest_posts limit="5" style="simple" show_date="yes"]