Search

Top yang sering dicari:

1. #Di
2. #Dir
3. #Dird

Oknum Polisi Keroyok Aktivis, Ketua GPK RI Minta Kapolda Maluku Evaluasi Jajarannya

Melanesiatimes.com – Kasus dugaan penganiayaan terhadap Rizal Serang, seorang aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sekaligus staf ahli Fraksi Golkar DPRD Maluku, kembali menyorot kinerja kepolisian di Maluku. Insiden ini melibatkan oknum anggota Polsek Kawasan Pelabuhan Yos Soedarso (KPYS) dan menuai kecaman luas dari berbagai kalangan, termasuk Ketua Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK RI), Abdullah Kelrey.

“Polisi seharusnya menjadi pelindung masyarakat, bukan bertindak layaknya preman. Kami meminta Kapolda Maluku segera mengambil langkah tegas untuk mengevaluasi kinerja anggotanya,” tegas Kelrey, Sabtu (21/12/2024).

Kelrey mendesak agar pembinaan dan pengawasan internal kepolisian diperkuat hingga ke level polsek guna mencegah insiden serupa terulang di masa depan.

Peristiwa ini bermula saat Rizal Serang hendak menjemput istri Ketua Fraksi Golkar DPRD Maluku, Yunus Serang, di Pelabuhan Yos Soedarso, Ambon. Namun, ia ditolak masuk oleh petugas dengan alasan kepadatan pelabuhan. Rizal memprotes kebijakan tersebut karena sejumlah kendaraan lain tetap diizinkan melintas.

Protes tersebut berakhir dengan dugaan tindakan kekerasan oleh seorang oknum polisi. Dalam sebuah video yang beredar, Rizal terlihat dibanting ke jalan oleh petugas berbadan besar, lalu diborgol dan dibawa ke Mapolsek KPYS sebelum akhirnya dilepaskan.

Tindakan represif ini memicu gelombang kecaman dari berbagai elemen masyarakat. Kelrey menyebut tindakan oknum tersebut sebagai pelanggaran serius yang mencoreng citra kepolisian. “Kami mengecam keras aksi ini. Polri harus menunjukkan komitmennya terhadap reformasi institusi dengan menindak tegas pelaku,” ujar Kelrey.

Kelrey juga menyerukan agar Polda Maluku bertindak cepat dan transparan dalam menangani kasus ini, sekaligus memastikan keadilan bagi korban.

Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK RI) menegaskan pentingnya reformasi menyeluruh di tubuh Polri untuk memulihkan kepercayaan publik. Langkah tegas dari Kapolda Maluku diharapkan dapat menjadi bukti nyata bahwa institusi kepolisian serius dalam melakukan perbaikan internal.

Terakhir Kelrey yang juga Founder Nusa Ina Connection (NIC) dengan tegas menyatakan, “kasus ini menjadi pengingat penting bahwa reformasi di tubuh kepolisian bukan sekadar wacana,” tetapi tuntutan yang harus segera diwujudkan demi menjaga kredibilitas dan profesionalisme aparat penegak hukum di Indonesia. Tutupnya

Polri Bakal Rekrut 10.000 Orang Putra Putri Terbaik Bangsa untuk Ditugaskan di Papua

Melanesiatimes.com – Asisten Sumber Daya Manusia (SDM) Polri Irjen Pol dedi Prasetyo, menyampaikan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan merekrut 10.000 orang untuk ditugaskan di jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Papua.

Nantinya mereka akan disebarkan di sejumlah Provinsi di Papua sesuai kebutuhan SDM, adapun perekrutan akan dimulai dilaksanakan tahun 2024 sampai tahun 2028.

“Untuk tahun 2024, penerimaan dijadwalkan di bulan April dengan merekrut 2.000 orang yang akan dididik di Sekolah Polisi Negara (SPN) di Pulau Jawa,” kata Irjen Pol dedi Prasetyo dikutip Melanesiatimes.com, Senin (04/03/2024).

Lebih lanjut, pria yang karib disapa Dedi itu miminta para Kapolres di Papua aktif melakukan sosialisasi. Mengingat yang akan direkrut bukan hanya Orang Asli Papua (OAP) namun juga anak-anak yang lahir dan besar di Papua.

“Mereka akan dididk selama lima bulan di berbagai SPN di Pulau Jawa, seusai pendidikan akan ditugaskan sementara di wilayah itu untuk pemantapan sebelum dikembalikan ke Papua,” pungkas Dedi.

 

Jelang Paku Integritas Capres-Cawapres, Polri Melakukan Apel Gelar Pasukan di KPK RI

Melanesiatimes.com – Polda Metro Jaya akan melakukan pengamanan pada kegiatan Penguatan Anti Korupsi bagi Penyelenggara Negara ber-Integritas (Paku Integritas)  yang berlansung di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, Rabu (17/01/2023).

Personel yang dikerahkan dalam pengamanan tersebut diperkirakan sekitar 500 personel dari Kepolisian Republik Indonesi.

Apel yang berlansung di halaman KPK itu para anggota berikan arahan untuk selalu menjaga sikap dan disiplin dalam pengamanan.

Diberitakan sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengundang perwakilan dari tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilu 2024 untuk membahas persiapan menjelang Penguatan Anti Korupsi bagi Penyelenggara Negara ber-Integritas (Paku Integritas)

“Benar, hari ini, kami mengundang perwakilan dari ketiga pasangan untuk rapat di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, pukul 14.00 WIB,” kata Juru Bicara KPK Ipi Maryati dikutip melanesiatimes.com, Rabu (17/01).

Ipi mengungkapkan rapat tersebut akan membahas beberapa hal mengenai persiapan Paku Integritas yang akan diikuti oleh ketiga pasangan calon peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

“Rapat terkait persiapan kegiatan penguatan antikorupsi atau yang dikenal dengan Paku Integritas, khusus bagi capres dan cawapres, yang kami agendakan pada pekan depan, 17 Januari 2024,” sambung Ipi.

Kapolri Sebut Papua Saat ini Sudah Aman dan Kondusif

Melanesiatimes.com – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Listyo Sigit Prabowo mengatakan saat ini kondisi di Papua sudah aman dan kondusif usai terjadi kerusakan belakangan ini.

Sigit mengungkapkan masyarakat di Papua sudah melakukan aktivitas seperti biasa dan kegiatan perayaan malam tahun baru sebagaimana mestinya.

“Alhamdulillah khususnya wilayah Papua tadi Kapolda, Pangdam melaporkan bahwa situasi sudah terkendali, masyarakat di sana juga malam ini ada yang melaksanakan kegiatan merayakan puncak akhir tahun,” ucap Listyo di Polda Metro Jaya, Jakarta, dikutip Melanesiatimes.com, Senin (01/01/2024).

Sigit mengatakan, hal tersebut tentunya menjadi atensi pihak kepolisian dalam pengamanan di wilayah.

Selain itu mantan ajudan Jokowi itu menyampaikan bahwa dirinya mendapkan laporan untuk keamanan di daerah lain selain papua semuanya aman dan kondusif, hanya saja di Jakarta yang mengalami peningkatan pengunjung di beberapa titik saat menyambut malam tahun baru.

“Di Jakarta memang mengalami peningkatan, khususnya yang melaksanakan kegiatan di ancol kemudian di HI tadi dilaporkan dari 90 ribu naik menjadi 130 pengunjung dan kemungkinan terus mengalami peningkata, pungkas Sigit.

Rumah Dinas Kapolri Diserang OTK, GPK Desak Polri Usut Aktor Intelektualnya

Melansiatimes.com – Peristiwa penyerangan di Rumah dinas Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/12) menyita perhatian publik.

Ketua Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) RI Abdullah Kelrey turut menyoroti insiden tersebut. Pihaknya meminta agar pendalam terhadap pelaku harus sampai ke akar-akarnya, karena pihaknya menduga ada aktor intelektual dibalik aksi tersebut.

“Polri kerap diadu, apakah ada aktor intelektual dibalik aksi seporadis, sistematis dan masif itu?” ujar Bung Rey dalam rilisnya, Sabtu (16/12/2023).

Menurutnya, penyerangan tersebut tidak mungkin dilakukan secara spontan, apalagi melihat dari latar belakang pelaku yang bukanlah seorang teroris.

“penyerangan tersebut tidak mungkin dilakukan secara spontan oleh pelaku pasti ada tujuan dibalik penyerangan rumah dinas Pak Sigit” tegas Rey.

Lebih lanjut, dia berharap agar pengamanan di rumah dinas Polri perlu di perketat apalagi Rumah dinas Kapolri, “karena saat ini Pak Listyo selalu menjadi sorotan publik setelah menuntaskan beberapa kasus besar baik di Institus Polri maupun diluar lembaganya, jadi pengamanan tertadap Kapolri itu harus di tingkatkan” pungkasnya.

SOMASI Desak Propam Mabes Polri Segera Tuntaskan Kasus Muhammad Rue Savaleja

Melanesiatimes.com – Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Satu Indonesia (SOMASI) mendesak Propam Polda Kalimantan Barat agar menuntaskan aduan soal Muhammad Rue Savaleja. Sebab, SOMASI menduga adanya rekayasa dalam kasus tersebut oleh oknum penyidik Polresta Pontianak, Kalimantan Barat.

“Kami desak Propam Polda Kalbar agar usut tuntas kasus aduan soal Muhammad Rue Savaleja,” ujar Koordinator SOMASI, Irwan Abd. Hamid dalam jumpa persnya di Jakarta, Minggu, (11/6/23).

Irwan menambahkan, dari perasaan simpati atas viralnya surat terbuka Dame Elizabeth Pasaribu kepada Bapak Presiden Joko Widodo melalui media online dan tiktok. Maka akhirnya, pihaknya termotivasi untuk ikut memperjuangkan upaya mencari keadilan. Selain itu juga, lanjutnya, teringat pada sebuah hadist Rasulullah dalam kumpulan hadits Bukhari-Muslim yang mengatakan “Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu. Kalau tidak mampu, cegahlah dengan lidahmu. Dan kalau tidak mampu (juga), maka cegahlah dengan hatimu. Demikian itulah selemah-lemahnya iman.”

Mantan Korpus Brigade PP GPI ini menjelaskan, Kepolisian sebagai aparat penegak hukum tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam pasal 13 yaitu: memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

“Seharusnya Kepolisian menjadi jembatan rasa keadilan,” tegasnya.

Alumnus Hukum salah satu kampus di Jakarta ini menerangkan bahwa rekayasa kasus adalah suatu keadaan atau kondisi khusus yang direncanakan atas dasar kejahatan atau persengkokolan dengan tujuan untuk merugikan pihak lain.

“Jika kasus ini terdapat motif rekayasa, tentunya akan berpotensi menghukum orang yang tidak bersalah,” tandasnya.

Adapun sikap SOMASI terkait permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mendesak Propam Mabes Polri segera tuntaskan kasus Muhammad Rue Savaleja yang ditetapkan tersangka oleh oknum Penyidik Polresta Pontianak agar dapat memulihkan nama baik tersangka.

2. Kami mengecam praktek-praktek dugaan rekayasa kasus Pidana yang dilakukan oleh oknum Penyidik Polresta Pontianak.

3. Bahwa dugaan rekayasa kasus merupakan penyimpangan penegak hukum dan pelanggaran kode etik sekaligus kejahatan kemanusian yang tidak boleh ditolerir.

4. Berikan keadilan dan bebaskan Muhammad Rue Savaleja.

“Untuk itu, pernyataan Kapolri kepada seluruh Propam Polda Se-Indonesia harus dibuktikan jika kasus ini lamban diungkap oleh Polda Kalbar. Kapolri segera evaluasi bila perlu copot Kabid Propam Polda Kalbar,” pungkasnya.

Diketahui:

1. Laporan pengaduan Dame Elizabeth Pasaribu Kepada Propam Mabes Polri pada tanggal 14 April 2023.

2. Surat Divpropam Polri R/1777/IV/WAS.24./2023/Divpropam, Tanggal 18 April 2023 perihal Pelimpahan Pengaduan Masyarakat Sdri. Dame Elizabeth Pasaribu Nomor R/ND/535-b/IV/WAS.24/2023. bagyanduan. Tanggal 13 April 2023

3. Surat Perintah Kadivpropam Polda Kalbar Nomor: SPRIN/311/V/IPP.1.1.4/2023/Bidpropam, tanggal 8 Mei 2023.

SDR : Polisi RW Tidak Efektif dan Kental Nuansa Politis, Netralitas Polri Dipertaruhkan!

Melanesiatimes.com – Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto, menilai program Polisi RW yang baru diluncurkan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tidak efektif.

“Tidak efektif, saya rasa lebih baik untuk memaksimalkan Babinkamtibmas yang sudah berjalan selama ini.” tegas Hari, Senin (29/5/2023).

Hari menilai hal ini kurang efektif, hanya menghamburkan anggaran dan mubazir. Menurutnya Polisi RW cenderung memaksakan dan lebih berorientasi proyek.

“Apalagi rasio perbandingan personil polisi dan jumlah penduduk tidak berimbang.” ujar Hari.

Hari juga mencium dugaan dan indikasi percampuran program ini dengan politik Pemilu 2024. Ia menduga ada kepentingan salah satu kandidat sangat kuat untuk dimenangkan. Proyek Polisi RW disebutnya seperti peribahasa “Sambil Menyelam Minum Air”.

“Bisa jadi uang diambil dari APBN, menciptakan efek politik. Artinya diraih dengan memenangkan salah satu kandidat.” tandas Hari.

Ia menyarankan agar Polri lebih mengedepankan reformasi budaya atau kultural saat ini. Karena reformasi struktural dinilai tidak efektif.

“Reformasi cultural lebih utama daripada melakukan reformasi struktural, apalagi karena tidak memadainya jumlah personil Polri dalam pelaksanaan program-programnya.” pungkas Hari.

Program Polisi RW Sudah Lama, Kenapa Digoreng Ditahun Politik ! GPK RI: Kelompok yang Nyerang Pakai Isu Ini Kurang Piknik

Melanesiatimes.com – Program Polisi Rukun Warga (RW) yang kini ramai menjadi sorotan masyarakat mendapatkan tanggapan banyak pihak.

Termasuk, Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) yang meminta masyarakat agar tidak suudzon dengan program bagus tersebut. Aktivis GPK Abdullah menilai aneh jika ada pihak yang menyebut Polisi RW itu untuk memata-matai rakyat jelang Pemilu 2024.

“Jika kita melihat, Polisi RW ini sudah ada sejak dulu. Da lama sekali program ini dijalankan juga di Polda Metro, kenapa baru sekarang diributkan. Apa karena jelang Pemilu jadi isu ini digoreng, dan sengaja untuk nakut-nakuti rakyat. Kelompok-kelompok ormas terlarang maupun oposisi ini biasanya mainkan isu tersebut, tujuannya ya untuk nyerang Polisi agar tidak bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tegas dia, hari ini.

Menurutnya, sangat picik dan tendensius jika ada pihak yang menyebut program Polisi RW ini sebagai alat politis dan sebagainya. Sepertinya, mereka kurang rekreasi.

“Iya orang-orang yang nyerang ini kurang piknik,” katanya.

Kata dia, program Polisi RW justru sangat strategis karena dapat menjadi sarana untuk mendekatkan polisi kepada masyarakat.

“Program Polisi RW sangat baik. Dengan meratakan polisi di seluruh RW Indonesia, sudah barang tentu akan mendekatkan polisi dengan masyarakat,” katanya.

Dia mengatakan melalui Polisi RW, masyarakat akan mudah menyampaikan setiap persoalan yang dihadapinya kepada polisi.

“Masyarakat akan mudah menghubungi dan minta bantuan kepada polisi jika menemukan gangguan keamanan di lingkungannya,” katanya.

Menurut dia, konsep Polisi RW atau sejenisnya banyak digunakan polisi-polisi di dunia, termasuk di Jepang yang dikenal dengan sebutan Polisi Koban.

Reformasi Kultural Polri, Dilaksanakan dengan Konsekuen, Tidak Boleh Hanya Lips Service

Melanesiatimes.com – Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menjelaskan terkait dengan semangat Reformasi kultural Polri, sebagamana diamanatkan dalam undang – undang saat reformasi 1998.

Kompolnas ini memang lahir dari reformasi, jadi kami mendapat amanah untuk menjadi pengawas fungsional Polri, sebetulnya lewat TAP MPR itu sudah disebut sebagai lembaga pengawas Polri. Kemudian lewat undang-undang polri di situ ada bab terkait dengan kompolnas dan kemudian lebih detail lagi ada peraturan presiden.

Dalam peraturan tersebut, Kompolnas mendapatkan dua amanat yang pertama adalah komponen bertugas untuk membantu presiden dalam merumuskan arah bijak Polri. Arah kebijakan Polri contohnya misalnya kami bersama-sama dengan Polri mencoba untuk mengubah mindset artinya yang paling dikedepankan dari POLRI itu janganlah misalnya Polri yang Represif jadi Polri yang Humanis. Ujar Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti, saat dialog publik dengan tema “HOEGENG : KETELADANAN MELINTAS ZAMAN”, live di channel youtube Divisi Humas Polri Jakarta, Selasa, (16/05/2023).

Poengky Indarti menjelaskan bahwa, dari mana kita bisa melihat Polri yang humanis. ” itu adalah anggota-anggo yang bertugas harkamtibmas, Jadi kami pada waktu itu menetapkan bahwa Polri yang bertugas di polsek-polse untuk lebih fokus pada harkamtibnas sehingga dengan adanya Polsek yang polisinya fokus hakamtibmas maka keamanan dan kemudian ketertiban akan terjaga masyarakat dengan mudah bisa dilayani diayomi dan dilindungi.

Kemudian, penegakan hukum ditarik di level yang lebih tinggi level Polres karena kami melihat untuk masalah akses, terus kemudian pengetahuan dan segala macam itu lebih eee apa namanya lebih optimal di Polres, tetapi ini untuk daerah-daerah yang katagorenya aman kalau kategori seperti Jakarta ini Baik level Polres eh Polsek itu aja udah menangani kasus nggak karu-karuan, jaid di jakarta polsek masih menangani penegakan hukum tetapi perlu ditambah adanya polisi-polisi bisa merangkul masyarakat makanya ada polisi RW misalnya itu kita dukung, itu ya dengan Polisi RW diharapkan polisi bisa bergerak cepat sehingga itu yang sesuai dengan harapan masyarakat.”  Jelas Poengky Indarti,

“Kami juga mendorong agar Babinkamtibmas ini diperbanyak lagi, karena masyarakat di daerah-daerah misalnya ketika kami turun ke Maluku kami bertemu dengan masyarakat tatap muka dengan masyarakat mendapatkan masukan dari masyarakat Maluku di daerah pos komflik mereka semua masyarakat mengatakan bahwa bhabinkamtibmasni sangat membantu sehingga mereka berharap Babinkamtibmas bisa dicukupi di daerah Maluku demikian juga di Papua dan kemudian NTT di wilayah-wilayah yang masih banyak kasus-kasus yang dihadapi oleh masyarakat.” Jelasnya

Selanjutnya, kata Poengky Indarti,  tugas dari Kompolnas adalah membantu Presiden untuk memberikan pertimbangan terkait dengan pengangkatan dan pemberhentian Kapolri. Kompolnas memberikan pertimbangan, harus bertemu dengan masyarakat, bertemu dengan tokoh-tokoh pada saat melaksanakan kewenangan kompolnas diberi juga kesempatan untuk menerima saran dan keluhan masyarakat, kemudian bisa langsung melakukan klarifikasi.  Terkadang karena kasus-kasus ini lebih banyak viral kami tidak perlu menunggu laporan dari masyarakat kami bisa langsung proaktif melakukan verifikasi, “seperti misalnya kalau ada kasus terkait dengan kekerasan seksual terhadap perempuan terhadap anak, kami bisa langsung klarifikasi. Jelasnya

Terakhir, Ia (Poengky Indarti) jelaskan, “bahkan kami bisa langsung turun ke daerah untuk memastikan prosesnya bisa berjalan dengan baik seperti itu, dan kami selalu menyampaikan berulang-ulang, reformasi kultural Polri harus dilaksanakan dengan konsekuen dengan sungguh-sungguh tidak boleh hanya lip service, yang paling utama dilihat oleh masyarakat adalah Polri harus Humanis itu yang pertama Kemudian yang kedua adalah Polri tidak boleh memamerkan gaya hidup mewah. Nah ini juga yang disampaikan dan termasuk juga sudah ada aturannya terkait dengan larangan gaya hidup mewah dan ini merupakan salah satu upaya dari kompolnas. Tutupnya

Momentum MayDay 2023, Kapolres Garut Do’a kan Buruh

Melanesiatimes.com – Hari Buru Internasional (MayDay) jatuh pada tanggal 1Mei 2023, momentum MayDay selalu diperingati setiap tahun, setiap tanggal 1 Mei kaum buruh selalu melakukan aksi demontrasi diseluruh indonesia.

Aksi demontrasi dalam rangka peringatan MayDay juga dilakukan ratusan pekerja atau buruh di Tugu Simpang Lima Jl. Pembangunan, Sukagalih, Kec. Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin, (01/05/2023).

Untuk kelancaran aksi Mayday tersebut, Polres Kabupaten Garut menurunkan ratusan personil, untuk ikut mengatur ketertiban lalu lintas demi kelancaran aksi peringatan MayDay  dan kelancaran aktivitas masyarakat umum.

Dari informasi yang diterima wartawan dilapangan, Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro S.H, S.I.K, juga ikut menemani dan mengawal aksi para kawan – kawan buruh, selain ikut mengawal, AKBP Rio Wahyu Anggoro juga memberikan semangat dan mendoakan peserta aksi. “Semoga Allah memberkati para buruh, memberikan kesehatan, memberi kebahagiaan ketentraman dan makin sejahtera.”

Aksi tersebut mulai pukul 10.00 hingga pukul 12. 50 wib, adapun rangkaian kegitan dalam rangka peringatan MayDay, peserta aksi melakukan orasi – orasi dan pembagian bantuan sosial berupa sembako, kepada pemulung, pedagang dan ojek online yang melintas dan berada disekitar Bundaran Simpang Lima.