Melanesiatimes.com – Organisasi mahasiswa PB SEMMI (Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia) kasih acungan jempol buat Mabes Polri yang tengah serius membongkar kasus impor sianida ilegal. Kasus ini jadi sorotan karena melibatkan ribuan drum bahan kimia berbahaya yang diam-diam masuk ke Indonesia lewat jalur tak resmi. Wah, ngeri juga ya!
Wakil Sekjen PB SEMMI, Ali Mansur Monesa, bilang kalau langkah Polri patut diapresiasi karena ini bentuk nyata penegakan hukum di negara kita. “Kalau ada yang main curang, apalagi soal bahan berbahaya kayak sianida, ya wajib dihukum tegas,” tegasnya.
Brigjen Pol. Nunung Syaifuddin dari Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Bareskrim Polri menjelaskan, pihaknya kini sedang menyelidiki lebih dalam soal perizinan impor yang dipakai PT Sumber Hidup Chemindo (SHC), perusahaan yang diduga kuat terlibat dalam transaksi ilegal ini.
“Tim kami dalami proses izinnya. Harus jelas kuota dan status importirnya,” ujar Brigjen Nunung saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Ali Mansur yang juga Founder Bupolo Connection, menambahkan, dari hasil penyidikan ditemukan bahwa pelanggan tetap SHC bisa beli sampai 100 hingga 200 drum per transaksi. Harganya? Sekitar Rp6 juta per drum! Edan!
Polisi pun berhasil menyita ribuan drum sianida dari berbagai merek, antara lain:
1.092 drum putih dan 710 drum hitam dari Hebei Chengxin Co. Ltd., Tiongkok 3.520 drum sianida berwarna “telur asin” dari Guangan Chengxin Chemical, disita dari gudang di Pasuruan
Dalam kasus ini, seorang pria bernama Steven resmi jadi tersangka. Ia diduga melanggar UU Perlindungan Konsumen dan bisa terancam hukuman penjara 5 tahun atau denda maksimal Rp2 miliar.
Penggeledahan awal dilakukan di gudang milik PT SHC di Surabaya, 11 April 2025. Saat itu, penyidik dapat info bahwa ada 10 kontainer sianida dalam perjalanan. Tapi karena terendus polisi, pengiriman itu langsung dialihkan ke gudang di Pasuruan.
Modus yang dipakai ternyata cukup licik. Mereka menyamarkan pengiriman dengan dokumen milik perusahaan tambang emas yang udah nggak aktif sejak setahun lalu. Total yang diimpor? Nggak main-main, 494,4 ton atau sekitar 9.888 drum sianida.
Yang bikin lebih ngeri, Ali bilang kalau bahan sianida ini sudah terlanjur menyebar di berbagai wilayah dan diduga dijual ke para penambang emas secara ilegal. Efek sampingnya bisa bahaya banget buat lingkungan dan nyawa manusia.
“Jadi kita minta aparat hukum benar-benar serius. Ini soal nyawa dan kepatuhan pada konstitusi,” tutup Ali.