Melanesiatimes.com, Kota Sorong – Tim Penggerak PKK Kota Sorong kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesadaran pelajar terkait bahaya HIV/AIDS dan pentingnya menjaga perilaku hidup sehat. Melalui kegiatan edukasi di tingkat sekolah menengah, PKK berupaya menekan laju penyebaran HIV/AIDS sekaligus menurunkan angka kenakalan remaja di Kota Sorong.
Program ini menyasar para siswa SMA dan sejumlah pelajar SMP, khususnya di SMP Nusantara serta SMA Papua yang berlokasi di kilometer 13 Kota Sorong. Kegiatan ini diikuti sekitar 100 siswa-siswi yang berlangsung pada Rabu (3/12/2025).
Sekretaris Tim Penggerak PKK Kota Sorong, Ruth Nenkeula Kamarea, menyampaikan bahwa persoalan remaja saat ini semakin kompleks dan membutuhkan pendekatan langsung melalui edukasi yang terbuka.
Ia menegaskan, “Kami ingin agar anak-anak sekolah diberikan pengarahan yang benar. Kalau dulu pendidikan seks dianggap tabu, sekarang kita harus menjelaskan secara terbuka supaya mereka memahami bahwa pendidikan seks itu penting untuk dipelajari, bukan untuk dilakukan secara bebas.” imbuhnya.
Menurut Ruth, pemahaman yang tepat akan membantu para remaja menghindari perilaku berisiko yang dapat memicu penularan HIV/AIDS maupun masalah sosial lainnya.
“Dari situ mereka bisa belajar bahwa ada batas-batas yang harus dijaga, dan bahwa hubungan seksual bebas dapat membawa dampak serius, termasuk risiko HIV dan AIDS,” tambahnya.
Dalam kegiatan tersebut, dua narasumber dihadirkan untuk memberikan materi seputar kesehatan reproduksi, bahaya penyalahgunaan obat-obatan, serta pola pergaulan sehat. Para pelajar terlihat sangat antusias mengikuti sesi edukasi yang dikemas interaktif.
Ruth mengungkapkan tingginya rasa ingin tahu para siswa. “Anak-anak ternyata ingin sekali bertanya, tetapi mereka sering takut kepada guru atau orang tua. Pada kegiatan kemarin, mereka sangat aktif bertanya bahkan sampai ke hal-hal kecil. Ini menunjukkan bahwa mereka sebenarnya butuh ruang aman untuk berdiskusi.” ucap Ruth.
Selain sesi tanya jawab terbuka, beberapa siswa juga menyampaikan pertanyaan secara pribadi kepada narasumber, terutama terkait kesehatan reproduksi dan pergaulan remaja.
Ruth berharap kegiatan serupa dapat terus digelar secara berkala dan diperluas ke lebih banyak sekolah di Kota Sorong. Menurutnya, langkah ini penting untuk membentuk generasi muda yang memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan, keamanan diri, serta tanggung jawab sosial.
“Kami melihat hasil yang sangat positif, karena apa yang kami sampaikan diterima dengan sangat baik oleh anak-anak. Harapan kami, pembekalan ini membantu mereka mengambil keputusan yang sehat dan bertanggung jawab,” tutupnya.